Suatu hal tentang persepsi seorang manusia

Pertama tama, saya mengucapkan terimakasih banyak teruntuk dosen mata kuliah "Bahasa Visual", yang sesungguhnya saya masih bingung sebenarnya bahasa Visual itu apa bedanya dengan bahasa Indonesia. Namun saya segera mengenyahkan pemikiran tersebut karena dirasa terlalu 'bodoh' untuk dipertanyakan oleh seorang mahasiswi semester 5 seperti saya. Oleh karena itu, saya akhirnya mencoba berpikir lebih logis lagi untuk mengartikannya. Dan hasil pemikiran tersebut tidak akan saya beritahukan, itu sebuah kerahaisaan dan saya akan menjaganya dengan baik dalam otak dan pikiran saya. Saya berharap tidak akan ada yang memaksa saya untuk mengutarakannya. 


Terlepas dari pemikiran bodoh saya diatas, saya berterimakasih atas dasar tertentu, karena mata kuliah tersebut, akhirnya saya mempunyai sebuah blog. Ya, ini adalah blog pertama saya dan saya masih bingung menggunakannya karena saya tergolong orang yang kurang bersahabat dengan teknologi alias gaptek. 

Blog ini dibuat dengan tujuan melaksanakan tugas pertama, yaitu menulis sesuatu tentang "Pengalaman Persepsi Manusia"
Persepsi tentang apakah? saya juga ingin tahu, mungkin tentang apapun boleh kali ya..

Kalau begitu, saya tidak akan memulainya dengan penjelasan apa yang dimaksud dengan persepsi menurut KBBI, sudah terlalu mainstream. Saya yakin kalian yang melihat tulisan ini bisa searching sendiri tanpa bantuan saya. 


Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas persepsi saya terhadap orang-orang "rasis". Hanya satu hal yang terbersit dalam pikiran saya, Saya benci mereka. 
Kenapa saya bisa berpikiran demikian? karena saya melihat banyak berita dengan "fenomena" yang terjadi baru-baru ini dan kebanyakan dari mereka salah mengartikan apa itu kebenaran yang sesungguhnya. Sungguh sangat disayangkan sekali, pola pikir mereka terlalu pendek menurut saya dan sangat mudah untuk di provokasikan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab  yang tidak jelas membawa kebenarannya. Mereka dapat berubah menjadi hakim dengan "sangat sukarela" tanpa menunggu pihak yang berwajib terlebih dahulu. Dengan bantuan kekuatan "Maha benar netizen dengan segala kepercayaan dan kebenarannya" mebuat mereka semakin anarkis saja. Padahal, perbuatan mereka sangat bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh kepercayaan mereka, namun entah kenapa mereka menjadi terlalu sombong dan merasa maha benar. Sungguh sangat ironis sekali. 


Saya pikir, tulisan ini dicukupkan sampai disini saja, karena saya tidak mau terlau membahas hal yang dapat memunculkan banyak sumbu yang dapat terbakar sewaktu-waktu. Oleh karena itu, saya meminta maaf dari lubuk hati tetangga sebelah rumah, bila ada yang merasa tersinggung atau merasa tidak nyaman dengan tulisan saya. Mohon netizen yang baik dan berbudiman, rajin menabung serta tidak sombong, tolong maafkan tulisan saya. 



Baiklah, cukup sekian dan terimakasih sudah membaca tulisan tidak jelas yang dibuat karena tuntutan tugas ini, sekali lagi saya ucapkan terimakasih. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagai Rasa Milik Orang Lain

Sebuah Tulisan Yang Mendalam Hingga Merasuk Sukma